Ngopeni Ngelakoni

Ngopeni Ngelakoni

Hafal 30 Juz Al-Qur’an, Ning Nawal: Bisa Dapat Beasiswa ke Al Azhar University

TEGAL – Menghafal 30 Juz Al-Qur’an dengan sempurna berkesempatan mendapatkan beasiswa ke Al-Azhar University melalui program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Hj. Nawal Arafah Yasin, menyampaikan hal tersebut dalam wawancara saat penutupan Pesantren Kilat Ramadhan dan Buka Bersama anak yatim piatu di Pondok Pesantren Daar El Hufadz, Kabupaten Tegal, pada Minggu, 23 Maret 2025. Beasiswa tersebut diberikan melalui kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Tengah. “Untuk sekarang ini kita akan membuka beasiswa ke Timur Tengah, yaitu di Al-Azhar University. Kemarin kita sudah kunjungi ke sana. Insya Allah nanti untuk ke depannya akan ada beasiswa ke Timur Tengah,” kata Istri Wakil Gubernur Jawa Tengah itu. Selain beasiswa, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga melanjutkan program apresiasi bagi para hafiz/hafizoh yang telah menyelesaikan 30 juz dengan baik dan diwisuda oleh pondok pesantren atau lembaga terkait. “Kita namakan bisyaroh itu sebagai apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, satu orang satu juta rupiah. Itu akan kita lanjutkan program tersebut,” lanjutnya. Ning Nawal menegaskan bahwa bisyaroh ini tetap diberikan meskipun penerima bukan asli Jawa Tengah, asalkan proses menghafalnya dilakukan di pondok pesantren yang berada di wilayah Jawa Tengah. “Di mana pun pesantrennya, walaupun dia bukan asli dari Jawa Tengah, tetapi proses daripada menghafalnya adalah di salah satu pondok pesantren di Jawa Tengah. Ketika menghafalkannya sudah sempurna 30 Juz, kemudian diwisuda, akan mendapatkan bisyaroh,” jelasnya.***

Ngopeni Ngelakoni

Ning Nawal: Peran Perempuan Ditenggelamkan Peradaban Laki-Laki

SEMARANG – Perempuan pesantren memiliki peran strategis dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Pada sejarah Islam, ada banyak role mode ulama perempuan yang bisa menjadi contoh. Bahwa perempuan memiliki kontribusi penting dalam membangun peradaban dan memberikan sumbangsih nyata dalam berbagai persoalan. Sayang, setelah zaman berubah, peran perempuan ditenggelamkan oleh peradaban laki-laki.  Hal itu dikatakan Ny. Hj.Nawal Arafah Yasin, M.S.I, Ketua Dewan Penasehat Pimpinan Pusat JPPPM (Jamiyyah Perempuan Pengasuh Pensatren dan Mubalighah), saat menjadi pembicara Talkshow Gebyar Ramadan melalui Webinar Pemberdayaan Perempuan JPPPM “Perempuan Pesantren : Pilar Perubahan dalam Membangun Generasi Emas”, Sabtu (22/03/2025).  Sebagai contoh, Ning Nawal menyebut Sayyidah Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW. Ia dikenal sebagai istri nabi yang cerdas dan kuat hafalannya. Bahkan, Aisyah memiliki banyak murid laki-laki serta menjadi tempat bertanya para ulama dari kalangan sahabat nabi.  “Bukan hanya Aisyah, istri nabi yang lainnya, Hafsah dan Ummu Salamah juga menjadi ulama perempuan yang dikenal memiliki banyak murid dari kalangan laki-laki,” ucapnya. Sayangnya, lanjut Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah itu, perkembangan zaman berubah. Perempuan ditenggelamkan pada sejarah peradaban laki-laki. Perempuan dipaksa kembali ke rumah dan mengurus rumah tangga. Aktivitasnya dibatasi hanya sebatas keahlian membaca dan menulis. Hanya belajar tentang haid dan nifas. Perempuan dijauhkan dari ilmu tentang kepemimpinan, politik, dan budaya.  “Domestifikasi perempuan kian menenggelamkan peran terutama kepemimpinan dan politik,” terang Ning Nawal, yang tengah menempuh program Doktor Ilmu Al Quran dan Tafsir ini. Isteri Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) itu melanjutkan, ulama perempuan di Indonesia juga tidak kalah penting perannya dalam mencetak generasi bangsa. Misalnya, Rahmah el-Yunusiyah (Padang Panjang, Sumatera Barat), Nyai Khoiriyah Hasyim (Jombang),Teungku Fakinah (Aceh), dan Sultanah Safiatudin (Aceh), Fatimah (Banjarmasin). Sebagaimana dalam pesantren, katanya, peran Bu Nyai sebagai pemimpin, adalah menciptakan religiusitas dan akhlakul karimah kepada para santri.  “Bu Nyai berperan menjadi role mode, mengubah akhlak menjadi baik, memerankan dan memanage organisasi, melakukan perubahan social, menjadi ahli perencanaan,organising, sekaligus controlling,” papar Pengasuh Ponpes Al Anwar IV, Sarang, Rembang ini. Demikian pula, dalam membangun Generasi Emas, perempuan pesantren memiliki banyak ruang dan peluang. Yakni melalui pendidikan, Ilmu pengetahuan dan Teknologi, Kesehatan, Ekonomi, Ketahanan pangan dan lingkungan, serta Gerakan sosial dan Pendidikan.  “Para perempuan pesantren bisa mengambil bidang-bidang yang menjadi ruang dalam pembangunan melalui bidang-bidang tersebut,” ujar menantu Mbah Maimoen Zubaer ini. Durotul Ma’munah, Ketua Penyelenggara mengatakan, perempuan memiliki peran penting dalam sejarah peradaban dunia. Tidak mengherankan pada peringatan Hari Perempuan Nasional Tanggal 8 Maret, selalu ditandai oleh para perempuan yang berjuang dalam berbagai bidang.  Tidak terkecuali Jamiyyah Perempuan Pengasuh Pensatren dan Mubalighah (JPPPM), yang memiliki jaringan perempuan pengasuh pesantren di berbagai penjuru dunia.  “Setiap bulan Maret kita diingatkan pada pergerakan perempuan internasional, jadi Maret adalah istimewa bagi JPPPM,” katanya.  Talkshow yang dilaksanakan melalui daring tersebut menghadirkan dua pembicara. Yakni Ketua Dewan Penasehat Pimpinan Pusat JPPPM Ny.Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I. Juga Guru Besar Sejarah Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.M.A. Webinar tersebut diikuti sekitar seratus anggota JPPPM yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk Australia dan Jerman.***

Ngopeni Ngelakoni

Menko Pangan: Panen Padi Jateng Terbaik se-Indonesia

SEMARANG – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menilai, panen padi di Provinsi Jawa Tengah paling bagus se-Indonesia. Maka dari itu, pemerintah pusat akan memberikan bantuan pendukung pertanian di Jateng.  “Harganya bagus dan panen padinya paling bagus se-Indonesia, itu di Jawa Tengah,” ucapnya usai mengikuti Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang pada Kamis, 20 Maret 2025.  Menko Pangan menyatakan, data produksi beras nasional periode Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 13,95 juta ton. Menurutnya, angka tersebut merupakan capaian tertinggi sejak 7 tahun terakhir. Padahal, beras yang dikosumsi dalam rentang waktu tersebut hanya sebanyak 10,4 juta ton.   “Jadi ada kelebihan dari yang kita konsumsi. Ada kelebihan 3,5 juta ton,” katanya. Menurutnya, capaian itu berkat peran kepala daerah yang memantau langsung panen raya hingga ke desa-desa, serta memastikan kestabilan harga bahan pokok. “Betul-betul monitor ya, memandori agar gabah petani bisa terserap dengan baik, dengan harga paling murah Rp6.500, ” tegas Menko Pangan. Khusus di Jawa Tengah, produksi padi hingga April 2025 diperkirakan mencapai 4.094.000 ton, dengan luas panen padi sebesar 716.236 hektare. Sementara target penyerapan gabah petani pada Februari-April 2025 mencapai 539.479 ton. Menko Pangan menyatakan, pihaknya akan mengupayakan pembangunan saluran irigasi di Jateng. Sebab, kondisi pengairan di sejumlah daerah masih banyak yang perlu dilakukan perbaikan.  Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyampaikan, terima kasih atas perhatian pemerintah pusat terhadap kondisi irigasi pertanian di wilayahnya.  “Dari tahun ke tahun, pemerintah pusat juga men-support Pemerintah Jawa Tengah, untuk membangun dan memperbaiki irigasi persawahan,” ujarnya. Ia berharap, arahan yang telah diberikan menjadi motivasi bagi Provinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu daerah penumpu pangan nasional. “Tadi disampaikan (juga) oleh Pak Wamentan, bahwa ketersediaan pupuk, insyaallah, di Jawa Tengah akan dicukupi,” kata Wagub.  Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah tersebut, juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan, Budi Santoso; Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono; Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno; Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rudy Heriyanto Adi; Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jateng; serta 35 bupati / wali kota di Jawa Tengah.***

Ngopeni Ngelakoni

Wagub Jateng: Penyusunan Pergub Pesantren Sudah Final

SEMARANG – Ini kabar baik buat pesantren di Jawa Tengah. Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Tengah tentang Pesantren sudah masuk tahap akhir. Finalisasi telah dilakukan dan tinggal menunggu persetujuan dari Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) saat menghadiri peringatan  Nuzulul Qur’an dan sholat tarawih di Masjid Uwais Al- Qarni, komplek perumahan BSB Mijen Semarang, Jumat 21 Maret 2025. “Pergub Pesantren itu sudah kita finalisasi, tinggal minta persetujuan dari Pak Gubernur. Insyaallah nanti akan segera keluar dan bisa dirasakan oleh masyarakat, khususnya pesantren,” katanya.  Pergub Pesantren merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2023 tentang Fasilitasi dan Sinergitas Pengembangan Pesantren.  Menurut Taj Yasin, pendidikan keagamaan harus menjadi perhatian serius. Selain memberi warna sesuai dengan visi pembangunan, pendidikan keagamaan juga menjadi dasar dalam pembangunan karakter generasi bangsa. Sosok yang akrab disapa Gus Yasin itu menambahkan, Pergub Pesantren nantinya dapat menjadi acuan bagi pendidikan keagamaan di Jawa Tengah. Tujuannya membentuk individu yang unggul di berbagai bidang,  dengan berpedoman pada agama.   Selain itu juga memberikan dukungan kepada pesantren untuk meningkatkan penyelenggaraan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat,  sesuai amanah perundang-undangan. “Melalui Pergub ini,  kita mengapresiasi pondok pesantren.  Dan tentu di sana ada anggaran pendidikan untuk pesantren dan diniyah,” jelas Taj Yasin.***

Ngopeni Ngelakoni

Ceramah di Maskam Undip, Gus Yasin: Pemimpin Harus Adil dan Tidak Memihak

SEMARANG – Wakil Gubenur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengatakan seorang pemimpin yang ideal dalam konteks sekarang ini adalah yang mengedepankan kepentingan masyarakat, memberikan keadilan, dan tidak memihak. “Tidak boleh mengedepankan ego atau bahasa dalam al-qur’an-nya itu mengikuti hawa nafsu. Sehingga pekerjaan (untuk) masyarakat itu yang lebih diutamakan,” katanya saat menjadi pembicara  dalam acara Kajian Spesial Ramadan di Masjid Kampus Universitas (Maskam) Diponegoro, Jumat, 21 Maret 2025. Dalam kajian bertema “Menjadi Pemimpin Muslim” tersebut, Taj Yasin mengatakan bahwa kepemimpinan memiliki ruang yang cukup luas. Bahkan dalam beberapa hadits yang menjelaskan tentang pemimpin dan kepemimpinan selalu diawali dan ditutup dengan peringatan. Begitu juga dalam ayat-ayat Al-qur’an yang menjelaskan bahwa menjadi pemimpin itu muaranya adalah kembali kepada Allah SWT. Sebagaimana ayat yang ditujukan kepada Nabi Adam dan Nabi Daud. “Semua manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Rasulullah dalam hadits selalu mengawali dan menutup kalimat dengan memperingatkan kepada setiap pemimpin,” tuturnya. Taj Yasin juga menjawab pertanyaan dari seoang mahasiswa mengenai bagaimana pemimpin dipilih atau diangkat dalam masa kini. Juga tentang money politic yang banyak terjadi dalam proses pemilihan atau pengangkatan pemimpin. “Seorang pemimpin harus kontekstual, harus mengikuti zaman. Seorang pemimpin tidak bisa hanya datang dengan program-program tanpa menyentuh langsung masyarakat. Jika tidak ada yang ideal menurut Al-qur’an maka pilihlah yang paling sedikit mendekati mudharat,” ungkapnya. Ia juga menyinggung bagaimana pemimpin harus dapat menggandeng seluruh elemen masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh Pemprov Jateng dengan menggandeng 44 perguruan tinggi di Jawa Tengah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah Universitas Diponegoro dengan program-program unggulannya. “Untuk sinergitas sendiri alhamdulillah kemarin sudah disepakati MoU dengan 44 kampus universitas di Jawa Tengah. Salah satunya menerapkan apa-apa yang menjadi inovasi dan pemikiran kampus yang mereka lebih ahli bagaimana memajukan Jawa Tengah. Salah satunya dari Undip untuk desalinasi, insyaallah akan segera kami bangun untuk masyarakat,” katanya. Rektor Undip Suhernomo mengatakan, Undip mendukung penuh pemerintahan Luthfi-Yasin. Salah satunya dengan ikut serta dalam mengakselerasi program demi kesejahteraan masyarakat. Undip sendiri memiliki banyak program, salah satunya adalah desalinasi yang akan direplikasi di beberapa daerah. Desalinasi adalah mengubah air laut menjadi air tawar.  “Kami berkomitmen mendukung program Pemprov Jateng. Ada 35 bidang dari Undip, kami akan support dari desalinasi dan lainnya termasuk stunting. Untuk kajian hari ini semoga mahasiswa mendapat gambaran menjadi pemimpin yang baik di masa depan,” jelasnya.***

Ngopeni Ngelakoni

Mudik Telah Tiba, Gus Yasin Ajak Berikan Layanan Terbaik bagi Pemudik di Jawa Tengah

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengajak masyarakat untuk membantu para pemudik yang melewati Jawa Tengah. Ia menekankan pentingnya menunjukkan keramahan dan kebaikan masyarakat Jawa Tengah. Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan pada acara Nuzulul Qur’an Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Gradhika Bhakti Praja, Kamis, 20 Maret 2025.  Gus Yasin mengingatkan bahwa arus mudik tahun ini diperkirakan mengalami lonjakan signifikan. “Saat ini diperkirakan akan ada 17,9 juta pemudik yang melintasi Provinsi Jawa Tengah. Artinya, kita sebagai tuan rumah harus bersama-sama menjadi tuan rumah yang baik,” ujarnya. Menurutnya, menjadi tuan rumah yang baik berarti menghormati tamu dengan sepenuh hati. “Mari kita menunjukkan bahwa Jawa Tengah adalah orang-orang yang ramah, orang-orang yang baik,” tegasnya. Ia juga mengingatkan kemungkinan terjadinya kemacetan di beberapa titik dan mengajak masyarakat untuk membantu pemudik dengan memberikan informasi jalur alternatif. “Mari kita bantu saudara-saudara kita yang melintas di Jawa Tengah. Kita tunjukkan jalan-jalan yang patut dilewati agar mereka merasa nyaman, seperti berada di rumah sendiri. Itulah wajah Jawa Tengah,” kata Gus Yasin. Ia menambahkan bahwa libur mudik kemungkinan akan dimulai besok, seiring dengan diberlakukannya kebijakan Work From Anywhere mulai Jumat, 20 Maret 2025. “Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak masyarakat untuk turut membantu petugas jika diperlukan, demi kelancaran arus mudik,” pungkasnya.***

Ngopeni Ngelakoni

Tinjau Lapas, Ketua PKK Jawa Tengah Ngaji Bareng Warga Binaan

SEMARANG – Lantunan ayat suci Al-Qur’an dari warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Semarang, mengundang perhatian Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I. saat mengunjungi tempat itu, Kamis (20/3/2025). Bahkan, Istri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen tersebut menyempatkan duduk untuk menyimak bacaan tersebut. Tak berapa lama, Ning Nawal pun ikut mengaji bareng mereka, dengan membacakan QS Al Baqarah. Para warga binaan larut menyimak. Di tempat itu, Nawal juga menyempatkan untuk belajar membatik. Mentornya, adalah warga binaan. Ya, pengalaman tersebut, merupakan salah satu rangkaian kunjungan Ning Nawal ke LP Perempuan itu. Selain mengaji, Ning Nawal juga melihat sejumlah aktivitas di sana. Seperti, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, pelatihan memasak bareng Rose Brand, keterampilan menjahit, merajut, pelatihan digital marketing oleh Junior Chamber International Central Java, dan sebagainya. Kepada para warga binaan, Ning Nawal menyampaikan pesan, Lapas diharapkan menjadi media pembelajaran bagi mereka, untuk mengembangkan diri, berinovasi. Tidak hanya membangun penguatan mental dan spiritual, tapi juga perlunya bekal keterampilan yang berguna saat mereka kembali ke masyarakat. “Anggap saja Lapas adalah tempat untuk tumbuh lebih baik, tempat untuk membuat mental lebih sehat,” ujarnya. Diakui, tidak mudah untuk move on dari peristiwa yang membawa mereka terpaksa menjalani kehidupan di Lapas. Karenanya, Ning Nawal memberikan tiga kunci agar bisa bangkit dari keterpurukan. Pertama, anggap saja yang mereka jalani sekarang sebagai bagian dari takdir Allah. Sehingga, jangan terlalu menyalahkan keadaan, tetapi berusaha untuk berbaik sangka, jika apa yang Allah takdirkan dapat menjadikan makhluk ciptaannya lebih baik lagi, dan terangkat derajatnya. “Musibah itu terjadi pada diri kita, supaya kita tidak berputus asa atas apa yang sudah terlewatkan dalam hidup kita. Kalau kita dikasih senang terus, kita akan jumawa,” ujar Ning Nawal. Lantas bagaimana menyembuhkan luka batin ? Menurutnya, apa pun luka batin yang dialami, pengobatnya adalah Al-Qur’an. Ning Nawal mencontohkan pengalaman Angelina Sondakh, yang selama di Lapas justru dimanfaatkan untuk menghafal Al-Qur’an, dan kini menjadi pendakwah. “Bagaimana kalau sudah membaca Al-Qur’an tapi masih sumpek ? Itu karena ada jarak dengan Al-Qur’an. Bacalah perlahan-lahan, jangan cepat-cepat. Kita mentadabburi Al-Qur’an, sehingga meresap dalam hati, sadar secara pikiran dan hati, oiya ada Allah. Mungkin ini untuk penghapus dosa, mungkin dengan ini Allah akan menaikkan derajat kita. Ini kunci kedua,” ungkap Ning Nawal. Kunci ketiga, mendalami terjemahan Al-Qur’an. Sehingga ketika seseorang menghadapi situasi sulit, misalnya mengalami bullying saat keluar dari Lapas, dia sudah siap dengan “obatnya”. Penguatan mental juga mesti diimbangi dengan keterampilan, sekaligus untuk penguatan ekonomi. Warga binaan asal Jakarta, Siti Zaenab, mengungkapkan, keberadaannya di Lapas, justru membuatnya bisa berpuasa. “Waktu di luar jarang puasa, di sini malah bisa puasa. Saya juga ikut pelatihan menjahit, sudah bisa sedikit-sedikit. Rencana nanti mau bikin usaha,” terangnya. Warga binaan asal Kalimantan Tengah, Halda, juga menyatakan jika selama di Lapas, puasanya lebih lancar. Dia pun optimistis, selepasnya dari Lapas, akan menjalani usaha rumah sehat, dengan bekal keterampilan totok punggung. Sementara, Plh. Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang, Sri Utami menyampaikan, saat ini warga binaan di tempatnya sebanyak 240 orang, terdiri dari 200 oeang narapidana, dan 40 orang tahanan. Terbanya, adalah mereka yang terjerat kasus narkoba, sebanyak 103 orang.***

Ngopeni Ngelakoni

Gebrakan Luar Biasa Ning Nawal! Bentuk Satgas Anti Bullying dalam Pesantren, Cegah Santri jadi Korban Bully

SEMARANG – Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I. selaku Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, istri Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mencetuskan satu gebrakan besar dalam dunia pesantren. Melalui Gerakan Pesantren Ramah Perempuan dan Anak, Ning Nawal, sapaan akrabnya bahkan sudah membentuk Satgas Anti Bullying di dua pesantren, Ponpes Al Anwar dan Ponpes Alhamdulillah, keduanya di Rembang. Satgas Anti Bullying ini akan membantu mencegah terjadinya bullying di dalam lingkungan pesantren. “Kami di Jawa Tengah melatih santri menjadi satgas anti bullying yang nantinya akan menjadi penguat dan konsuler teman sebaya sesama santri,” urainya saat menjadi pembicara dalam Tadarus Ramadhan #14 oleh Ansor University Jatim yang disiarkan secara daring, Selasa (18/03/2025).  Bekerja sama dengan Unicef, lembaga PBB yang membidangi persoalan anak, Ning Nawal menjadikan dua pesantren sebagai pilot project yang nantinya diharapkan menjadi rule model bagi pesantren yang lain di Jawa Tengah. Selama tiga tahun terakhir, program tersebut sudah dijalankan, bahkan sudah memiliki buku panduan dalam pelaksanaannya. Tadarus Ramadhan putaran ke-14 juga dihadiri Ketua PW GP Ansor Jawa Timur H. Musaffa’ Safril, M.H., dan juga Ketua Ansor University Jawa Timur, Dr. Abdulloh Hamid, M.Pd. Disampaikan Ning Nawal, Pesantren Ramah Perempuan dan Anak adalah pesantren yang menyediakan lingkungan bebas   dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan tidak adil terhadap santri perempuan dan anak-anak. Pesantren ramah perempuan dan anak juga mendukung partisipasi aktif perempuan dan anak dalam pengambilan keputusan, baik yang berkaitan dengan pendidikan maupun kehidupan sehari-hari di pesantren. Ning Nawal menyampaikan ada tiga komponen utama Pesantren Ramah Perempuan dan Anak. “Ada Lingkungan fisik yang mendukung keamanan, Budaya Pesantren Inklusif dan menghargai kesetaraan, serta Peran dan dukungan Keluarga dan Komunitas,” kata istri Wakil Gubernur Jawa Tengah tersebut. Untuk mewujudkan poin pertama yaitu lingkungan fisik yang mendukung kemanan. Hal itu bisa dilakukan dengan beberapa hal seperti tata letak ruang yang terpisah dan terstuktur, pencahayaan lingkungan pesantren, keamanan dan proteksi seperti CCTV dan fasilitas khusus untuk perempuan dan anak. Selain itu, lingkungan fisik yang bersih juga menjadi hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam mewujudkan Pesantren Ramah Perempuan dan Anak. “Kalau masih ada sampah (di pesantren. Red-) yang mengakibatkan tidak sehatnya di Pesantren maka belum Ramah Perempuan dan Anak,”  tutur Ning Nawal. Oleh karena itu, perlu pengawasan ekstra dari pengurus pondok pesantren dalam hal kebersihan, melihat adanya pesantren dihuni oleh banyak orang dengan latar kebersihan yang berbeda-beda dari rumah.  Poin kedua mengenai Budaya Pesantren Inklusif dan menghargai kesetaraan dapat diwujudkan melalui pembelajaran hak perempuan dan anak. Seperti belajar menghargai pendapat tanpa melihat status usia dan gender. Pesantren juga harus hadir untuk wujudkan kesetaraan dalam hal akademik ataupun ekstrakurikuler. “(Pesantren-Red) Dapat mengembangkan sistem yang memastikan bahwa perempuan dan anak ini tidak terpinggirkan dalam kegiatan tertentu. Dalam pengembangan bakat yang terkadang perempuan tidak boleh ikut jadi kelihatan tidak adil. Harusnya dapat memastikan bagaimana perempuan dan anak ini juga mampu untuk dia ikut serta sesuai Passion,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar IV itu. Dengan begitu dapat menjadikan budaya pesantren yang lebih inklusif sesuai tuntunan zaman, sehingga pesantren juga harus mengikuti kemajuan tanpa melanggar norma-norma agama ataupun peraturan pondok pesantren. Poin ketiga tentang peran dukungan keluarga dan komunitas bisa di wujudkan dengan sering melibatkan adanya orang tua santri dalam beberapa kegiatan, seperti musyawarah bareng pengurus atau dengan kotak saran melalui aplikasi online. Selain poin diatas, juga bisa dilakukan dengan menggandeng komunitas luar pesantren yang mengampanyekan tentang stop bullying. Dengan begitu akan berdampak masif dalam penyebaran pesantren Ramah Perempuan dan Anak di kalangan masyarakat. Melibatkan peran orang tua tentang perkembangan anak juga wajib harusnya di lakukan oleh pesantren. Agar supaya orang tua juga mengetahui tingkah laku keseharian anaknya. Hal ini bisa dilakukan dengan laporan bulanan pengurus ke orang tua baik disampaikan melalui via online ataupun pemanggilan secara berkala bagi santri yang sedang bermasalah. Selaras dengan program Wakil Gubernur Jawa Tengah dalam menangani bullying di pesantren, yaitu menggandeng psikolog. “Apapun yang terjadi di pesantren itu, kita libatkan juga konseling dengan psikolog,”  katanya.***

Ngopeni Ngelakoni

Ning Nawal Ajak BKOW Sukseskan Program “Satu Kecamatan Satu Rumah Perlindungan”

SEMARANG – Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Jawa Tengah, Ny. Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I., mengajak BKOW untuk menyukseskan program-program di pemerintahan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wagub Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin). Salah satunya program “Satu Kecamatan Satu Rumah Perlindungan” di tiap kecamatan di Jawa Tengah. Ning Nawal, panggilan akrabnya, menginginkan nantinya BKOW dapat mewujudkan sekaligus mengembangkannya menjadi rumah kreatif. “Perlu ada ruh di situ, kita nanti akan bergerak di situ juga ya untuk bagaimana kita bisa menguatkan korban-korban kekerasan perempuan dan anak di Jawa tengah ini,” ucapnya saat membuka Rapat Kerja III Tahun 2025 BKOW Jateng, di Aula Cendrawasih Kantor Kesbangpol, Senin, 17 Maret 2025. Nawal optimis dalam lima tahun ke depan, tidak sulit bagi BKOW yang sebelumnya telah Ia pimpin untuk terus meningkatkan kinerja baiknya. “Program-program yang telah kita buat, alhamdulillah telah banyak diadopsi. Termasuk program Destara (Desa Sejahtera Peduli Perempuan dan Anak),” ucapnya. Ning Nawal mengatakan, program bagus yang telah dikerjakan akan diteruskan. Sejalan dengan program-program baru yang tentunya berfokus pada pengentasan kemiskinan, perempuan dan anak. “Kemudian pernikahan anak, tidak hanya langkah preventif tapi kita MoU-kan dengan pengadilan agama. Jadi kita ikut mengawal kebijakan dispensasi, sehingga kemudian tidak ada mempermudah dispensasi tanpa alasan yang jelas,” tegas istri Wagub Taj Yasin ini. Sebagai informasi, BKOW terdiri dari sedikitnya 40 organisasi perempuan di Jawa Tengah. Organisasi ini bergerak untuk penanggulangan kemiskinan terkait kelompok rentan, perempuan di daerah pinggiran, dan penanggulangan stunting. “Saya menerima segala masukan dan saran, dan mudah-mudahan apa yang kita kerjakan bisa membuat perubahan bagi kesejahteraan di Jawa Tengah ini,” tandasnya. Siti Zubaidah Haerudin sebagai Mantan Plt. Ketua BKOW Provinsi Jawa Tengah menyerahkan Memori Jabatan dan di terima dengan penuh 100%.***

Ngopeni Ngelakoni

Percepat Capaian Program, Pemprov Jateng Kolaborasi dengan 44 Perguruan Tinggi 

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan berkolaborasi dengan 44 perguruan tinggi di wilayahnya untuk mempercepat capaian program yang dicanangkan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin.  Rencananya, kolaborasi itu akan dimulai dengan acara penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama dengan 44 perguruan tinggi se- Jawa Tengah di Gedung Gradika Bhakti Praja, Kota Semarang pada Senin, 17 Maret 2025.  Kesepakatan bersama ini akan dilakukan Gubernur Jateng dengan 35 rektor/direktur perguruan tinggi. Sedangkan perjanjian kerja masanya akan dilakukan Sekreteris Daerah (Sekda) Jateng dengan 44 Wakil Rektor/Dekan/Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) perguruan tinggi. “Ini arahan dari Gubernur kita untuk melibatkan semua pihak dalam menyelenggarakan pembangunan di Jawa Tengah,” kata Sekda Sumarno, di Semarang, Minggu, 16 Maret 2025. Ia menyampaikan, terima kasih kepada perguruan tinggi yang sudah bersedia untuk kolaborasi membangun Jawa Tengah. Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Provinsi Jateng, Zulkifli Gayo mengatakan, Pemprov Jateng menyediakan 29 program dalam kerja sama ini dengan masa waktu mulai dari 2025 hingga 2029.  Program-program itu di antaranya penurunan angka stunting, pendampingan usaha mikro kecil menengah, pendampingan desa wisata, penguatan wawasan kebangsaan dan pendidikan moderasi beragama, pelatihan konten kreator untuk desa wisata, dan lainnya. “Dalam mengakselerasi program, Pemprov Jateng tidak bisa hanya bekerja sendiri, tapi juga butuh peran dan keterlibatan stakeholder lain, termasuk perguruan tinggi,” kata dia.  Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perguruan tinggi dalam upaya percepatan program-program Pemprov Jateng, di antaranya dengan membuat desain Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) mengenai program yang dituju, kuliah kerja nyata (KKN), penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan kepada masyarakat, dan sebagainya. Ditambahkan, setiap perjanjian kerja sama memiliki target capaian masing-masing, sehingga kerja samanya lebih terukur. Masing-masing program juga akan dikerjakan dengan masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemprov Jateng. ***

Scroll to Top