Ngopeni Ngelakoni

Ngopeni Ngelakoni

PKK Jawa Tengah Ajari 35 Ketua PKK se- Kabupaten/kota Pelatihan Public Speaking di Bandungan

SEMARANG– Untuk memperbaiki penampilan di depan publik, TP PKK Provinsi Jawa Tengah mengadakan pelatihan public speaking kepada pengurus dan ketua PKK 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Pelatihan digelar di hotel Griya Persada Bandungan, malam hari setelah paginya TP PKK Provinsi dikukuhkan Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), Senin 21 April 2025. Public speaking yang diikuti para isteri-suami bupati/walikota itu, membahas bagaimana cara berbicara yang baik, bagaimana sikap yang benar dan mengatasi grogi, dan bagaimana saat bicara di podium. Public speaker, Dona Trisukma, yang mengisi pelatihan menyampaikan, untuk bicara yang baik perlu melatih pernafasan untuk mengurangi grogi, melatih kemampuan berbicara, memperhatikan gesture, pakaian, hingga memperbanyak referensi agar menguasai materi. Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Hj Nawal Arafah Yasin, M. S. I (Ning Nawal), menyampaikan, orientasi tersebut dilaksanakan untuk membangun chemistry dengan TP PKK kabupaten/ kota se-Jateng. “Ini penting karena kita butuh kolaborasi, mengingat di sini kita menyampaikan program-program, kita butuh banyak masukan dan kolaborasi dari semua ini,” beber Ning Nawal, di sela Orientasi Ketua TP PKK Kabupaten/ Kota. Dia menekankan, gerakan PKK dilakukan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Untuk mencapai itu, sejumlah program prioritas akan dilakukan di Jawa Tengah. Seperti, pelayanan terpadu pencegahan dan penanganan perkawinan anak (Pandu Cinta), kader paralegal PKK penggerak rumah perlindungab kecamatan (Kader Perak), gerakan ibu menanam pohon (Rabu Pon). Juga keluarga Indonesia bebas kemiskinan ekstrem (Kikis), jam interaktif positif orang tua dengan anak (Jam Intan), PKK sadar, siaga, dan tanggap bencana (PKk Sigab), serta digitalisasi dan cinema literasi (Dicinta PKK). Pihaknya juga mendukung program dokter spesialis keliling (Speling). “Kita sudah melaunching Kader Perak, dalam rangka kita concern terhadap penanganan tindak kekerasan di provinsi ini. Di samping itu juga banyak program-program untuk ketahanan keluarga, di antaranya kita punya Pandu Cinta, bagaimana kita melakukan upaya preventif untuk menekan pernikahan anak. Jadi, tidak hanya Jo Kawin Bocah, tapi tambah, Ayo Sekolah, Jo Kawin Bocah,” terang Ning Nawal. Materi public speaking, menurutnya, memang penting diberikan. Agar para isteri kepala daerah mampu berbicara di depan umum dengan baik. Ada pula outbond, untuk mempererat sinergi, sekaligus merencanakan program kerja yang akan dilakukan. “Jadi, program yg kita susun, kita sosialisasikan, dan ada komitmen kita bersama. Ada juga table manner, jadi ketika nanti ada jamuan-jamuan, kita tidak bingung mana sendok yang dipakai,” tuturnya. Sementara, Sekretaris TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati, menambahkan, kegiatan orientasi tersebut diperlukan, mengingat sekitar 60 persen Ketua TP PKK Kabupaten/ Kota baru kali pertama menjabat. “Perlu pemahaman bersama mengenai pelaksanaan kegiatan PKK di Jateng. Jangan sampai ada kesalahan pemahaman yang terjadi. Bicara soal PKK, bukan hanya perempuan, tapi juga keluarga. PKK bukan organisasi perempuan, tapi organisasi pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga,” urainya.***

Ngopeni Ngelakoni

Bangun “Chemistry”, Puluhan Ketua TP PKK Kabupaten/Kota se-Jateng Ikuti Orientasi

SEMARANG– Bagaimana cara berbicara yang baik? Bagaimana pula sikap yang benar dan mengatasi grogi, saat mesti naik ke atas podium? Hal itu menjadi pembahasan saat para Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/ Kota se-Jawa Tengah belajar public speaking. Ya, permasalahan seperti itu seringkali dihadapi pasangan kepala daerah, yang sekarang ini mesti banyak berjumpa dengan masyarakat Namun, tips-tips mengatasi hal tersebut, diulas tuntas oleh public speaker Dona Trisukma, saat orientasi yang diikuti 35 Ketua TP PKK Kabupaten/ Kota se-Jateng, di Hotel Griya Persada Bandungan, Senin (21/4/2025). Mulai dari melatih pernafasan untuk mengurangi grogi, melatih kemampuan berbicara, memperhatikan gesture, pakaian, hingga memperbanyak referensi agar menguasai materi. Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Hj. Nawal Arafah Yasin, menyampaikan, orientasi tersebut dilaksanakan untuk membangun chemistry dengan TP PKK kabupaten/kota se-Jateng. “Ini penting karena kita butuh kolaborasi, mengingat di sini kita menyampaikan program-program, kita butuh banyak masukan dan kolaborasi dari semua ini,” beber Ning Nawal, di sela Orientasi Ketua TP PKK Kabupaten/ Kota. Dia menekankan, gerakan PKK dilakukan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Untuk mencapai itu, sejumlah program prioritas akan dilakukan di Jawa Tengah. Seperti, pelayanan terpadu pencegahan dan penanganan perkawinan anak (Pandu Cinta), kader paralegal PKK penggerak rumah perlindungab kecamatan (Kader Perak), gerakan ibu menanam pohon (Rabu Pon), keluarga Indonesia bebas kemiskinan ekstrem (Kikis), jam interaktif positif orang tua dengan anak (Jam Intan), PKK sadar, siaga, dan tanggap bencana (PKK Sigab), serta digitalisasi dan cinema literasi (Dicinta PKK). Pihaknya juga mendukung program dokter spesialis keliling (Speling). “Kita sudah me-launching Kader Perak, dalam rangka kita concern terhadap penanganan tindak kekerasan di provinsi ini. Di samping itu juga banyak program-program untuk ketahanan keluarga, di antaranya kita punya Pandu Cinta, bagaimana kita melakukan upaya preventif untuk menekan pernikahan anak. Jadi, tidak hanya Jo Kawin Bocah, tapi tambah, ‘Ayo Sekolah, Jo Kawin Bocah‘,” terang Nawal. Materi public speaking, menurutnya, memang penting diberikan, agar para isteri kepala daerah mampu berbicara di depan umum dengan baik. Ada pula outbond, untuk mempererat sinergi, sekaligus merencanakan program kerja yang akan dilakukan. “Jadi, program yang kita susun, kita sosialisasikan, dan ada komitmen kita bersama. Ada juga table manner, jadi ketika nanti ada jamuan-jamuan, kita tidak bingung mana sendok yang dipakai,” tuturnya. Sementara, Sekretaris TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati, menambahkan, kegiatan orientasi tersebut diperlukan, mengingat sekitar 60 persen Ketua TP PKK Kabupaten/ Kota baru kali pertama menjabat. “Perlu pemahaman bersama mengenai pelaksanaan kegiatan PKK di Jateng. Jangan sampai ada kesalahan pemahaman yang terjadi. Bicara soal PKK, bukan hanya perempuan, tapi juga keluarga. PKK bukan organisasi perempuan, tapi organisasi pemberdayaan dan kesejahteraan keluarg,” urainya.***

Ngopeni Ngelakoni

Wagub Jateng Titip Masalah Kemiskinan hingga Pernikahan Anak ke Lemhanas untuk Diintervensi

SEMARANG-  Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin, menitipkan sejumlah permasalahan masyarakat di wilayahnya kepada Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Persoalan mulai dari kemiskinan, stunting, hingga pernikahan anak, kata dia, agar bisa diintervensi melalui rekomendasi kebijakan yang lahir dari kajian strategis Lemhanas. “Kemiskinan (Jateng) tinggi 9,58 persen, (ada) stunting, pernikahan dini atau anak itu potensi perceraian, dan kekerasan sangat rawan. Saya titip jadi kebijakan yang dimasukkan,” kata Taj Yasin saat menerima silaturahmi rombongan Lemhanas, di Rumah Dinasnya, Kota Semarang, Senin malam 21 April 2025. Adapun rombongan Lemhanas membawa 30-an peserta Program Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) dari lintas instansi. Di antaranya TNI AD, TNI AU, TNI AL, Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan Non ASN. Sebagian di antaranya putra-putri daerah asal Jateng. Dalam tiga hari ke depan, peserta P4N Lemhanas akan menggali dan memahami informasi atau isu-isu penting di Jateng. Mulai dari pemerintahan, perguruan tinggi, keamanan, hingga dunia usaha. Taj Yasin, mengaku senang karena Jateng menjadi salah satu provinsi yang dikunjungi pimpinan Lemhanas dan peserta P4N kali ini.  “Saya yakin pasti ada info yang perlu digali dan diangkat. Bagaimana melihat kampus kami, pemerintahan kami, dunia usaha khas kami,” ujar sosok asal Kabupaten Rembang tersebut. Dari sisi sosial dan pemerintahan, Taj Yasin memberikan gambaran, bagaimana harus mengakomodir dan menyikapi karakter masyarakat Jateng yang beragam. Pro kontra atas kebijakan yang dibuat pemerintah harus disikapi dengan baik.  Dia bilang, memimpin masyarakat Jateng dalam menghadapi ragam persoalan diutamakan saling mendengar, dan tak utamakan ego sektoral. Menurut Taj Yasin, masyarakat Jateng punya karakter yang khas. Salah satunya, bisa diajak duduk bareng bermusyawarah dalam menyelesaikan persoalan. “Di Jateng ketika ada persoalan, utamakan diskusi. Dahulu ketika dengan Mas Ganjar (Gubernur sebelumnya), berani menemui masyarakat saat demo itu, ternyata mereka senang ditemui pemimpinannya,” ucapnya.  Menurut Taj Yasin, karakter masyarakat Jateng untuk menyelesaikan permasalahan di lapangan tak jauh berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Pendekatan personal dengan musyawarah akan lebih nyaman, dibanding memakai senjata. Pimpinan rombongan Lemhanas, Laksamana Muda TNI, Sawa, menambahkan, dalam kunjungan tersebut membawa peserta P4N angkatan ke 68. Pihaknya yakin, pemahaman yang akan didapat peserta akan digunakan untuk kemajuan Indonesia. “Kami punya harapan, nanti setelah peserta P4N kembali ke instansi masing-masing ada hal yang bermanfaat untuk Jawa Tengah khususnya,” kata Sawa.***

Ngopeni Ngelakoni

Didapuk sebagai Bunda Literasi, Nawal Unggulkan Micro Library dan Genjot Literasi Digital di Jateng

SEMARANG – Tepat di Hari Kartini, Hj. Nawal Arafah Yasin (Ning Nawal) didapuk menjadi Bunda Literasi Jawa Tengah, Senin (21/4/2025).  Pengembangan literasi digital dan micro library, akan menjadi salah satu program prioritas, untuk menggenjot minat baca warga Jateng. Ning Nawal mengatakan, akan terus mengembangkan semangat literasi di Jawa Tengah. Beberapa strategi akan ditempuh dengan teknologi informasi, agar akses terhadap buku-buku digital semakin masif. “Rencananya akan ada micro library, yang akan jadi komitmen juga untuk kabupaten/ kota. Ini disinergikan di Kecamatan Berdaya juga. Literasi digital juga menjadi program prioritas kita, di mana dinas Arpus sudah punya E-Book, akan kita masifkan misal, Barcode ditempatkan ditempat umum sehingga bisa diakses banyak orang,” ungkapnya. Selain dua program tersebut, Nawal juga akan membentuk Duta Literasi. Mereka bertugas untuk membangkitkan semangat membaca, melalui diskusi atau seminar. “Di samping itu, kita akan kolaborasi dengan Dinas Arpus, membentuk buku dokumenter, bagaimana historisasi PKK, karena kali pertama PKK didirikan di Jateng. Dan alhamdulillah, mendapat apresiasi nasional,” imbuhnya. Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares, mengapresiasi langkah yang akan ditempuh oleh Bunda Literasi Jateng. Menurutnya, posisi yang diemban Ning Nawal, menjadi penyemangat untuk mengembangkan minat baca. Berdasarkan data pada 2023, Tingkat Kegemaran Membaca atau TGM di Jawa Tengah menempati urutan kedua, dengan skor 71,31. Nilai ini lebih tinggi di banding angka nasional yang mencapai 66,77 di tahun yang sama. Sementara itu, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) meraih skor 64,40. “Jateng kini memiliki figur yang bisa menjadi contoh, penyambung segala kegiatan dan program, hingga taman baca masyarakat. Nanti di 35 kabupaten/ kota juga bersemangat memliki bunda literasi, sehingga TGM dan IPLM Jateng kita bisa nomor satu, saat ini kita nomor dua setelah Yogyakarta,” pungkas Defransisco.***

Ngopeni Ngelakoni

Temui Wagub, Paguyuban Peduli Disabilitas Wadul Mahalnya Kaki Palsu 

SEMARANG – Di tengah keterbatasan, ada kekuatan. Vita, dari Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas (P3D) menggagas program bakti sosial penyediaan kaki palsu dan sepatu khusus untuk teman-teman penyandang cerebral palsy. Program ini bukan sekadar wacana. Vita yang akrab disapa Cikgu dan relawan sebelumnya telah bekerja sama dengan Dinas Sosial. Namun, keterbatasan anggaran membuat upaya mereka belum menyentuh seluruh yang membutuhkan. “Harga kaki palsu itu fantastis. Sementara, kebutuhan teman-teman ini bersifat jangka panjang. Kami ingin bantu dengan harga yang bisa dijangkau,” ujar Vita. Menggunakan bahan nilon, bukan resin, Vita menuturkan kaki palsu buatan komunitas ini bisa diperbaiki secara mandiri—membuka peluang kemandirian bagi pemakainya. Apalagi harga pasar yang bisa tembus lebih dari Rp7 juta, P3D berupaya menekan biaya jauh di bawah itu sekitar Rp3,5 juta. Saat ini ada 12 orang dalam daftar mereka yang belum mendapatkan bantuan. Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyambut baik audiensi dari P3D. Di tengah audiensi Yasin sempat menghubungi Baznas sebagai langkah cepat untuk menindaklanjuti rencana ini. “Alhamdulillah, Baznas siap bantu. Tinggal nunggu data lengkap, dan kita bersurat. Kita juga akan libatkan CSR dan koordinasi dengan OPD serta Kabupaten/Kota agar program ini masif,” ungkap Taj Yasin usai audiensi. Rencana bakti sosial ini ditargetkan mulai bulan Mei dan selesai antara Juni–Juli, mengingat batas waktu pengadaan bahan dari India yang tak bisa lewat bulan Agustus. Secara teknis, proses dimulai dari pengukuran hingga fitting, dengan syarat peserta wajib melampirkan surat keterangan dari rumah sakit mengenai kondisi amputasi.***

News, Ngopeni Ngelakoni

Resmi Diluncurkan Biografi Buku Gus Yasin: Kisah Kepemimpinan, Dedikasi, dan Kehidupan

SEMARANG – Buku Biografi Gus Yasin resmi diluncurkan pada Senin, 21 April 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Kartini. Acara peluncuran berlangsung di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, dihadiri oleh berbagai tokoh dan undangan dari berbagai kalangan. Buku ini merupakan hasil kolaborasi antara Gus Yasin Institute dan Tim Akselerasi Jawa Tengah. Isinya mendokumentasikan perjalanan politik Gus Yasin, dari awal keterlibatannya dalam dunia politik hingga terpilih kembali sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah untuk periode kedua. Lebih dari sekadar kisah sukses politik, buku ini menampilkan semangat perjuangan, dedikasi, serta kerja keras Gus Yasin dalam membangun Jawa Tengah. Nilai-nilai kolaborasi dan komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat menjadi benang merah dari narasi yang disampaikan. “Gus Yasin Biografi bukan hanya menceritakan perjuangan pribadi, tetapi juga menggambarkan bagaimana berbagai elemen masyarakat turut berkontribusi dalam mendukung kebijakan yang berpihak pada rakyat dan mendorong kemajuan Jawa Tengah yang berkeadilan sosial,” ujar salah satu penulis. Buku ini juga menyuguhkan sisi humanis Gus Yasin, mulai dari kehidupan pribadinya, perjuangannya menempuh pendidikan meskipun sudah menikah, hingga kisah inspiratif saat tinggal di Suriah bersama sang istri, Ning Nawal. Salah satu cerita menyentuh adalah ketika mereka mengolah tempe untuk dijual demi memenuhi kebutuhan hidup selama di perantauan. Prof. Dr. Ir. Sri Puryono K.S., M.P., yang turut membaca buku ini, memberikan apresiasi tinggi. “Buku Gus Yasin Biografi ini luar biasa. Saya membaca dua eksemplar yang dikirimkan, dan langsung selesai dalam satu malam. Isinya sangat inspiratif. Gus Yasin adalah putra seorang kiai karismatik, tapi tetap rendah hati. Gus Yasin ya tetap Gus Yasin,” ungkapnya. Dalam kesempatan yang sama, Fathurozi, S.Pd.I., menjelaskan alasan peluncuran buku ini dilakukan bersamaan dengan Hari Kartini. Menurutnya, Gus Yasin dikenal sangat peduli terhadap isu anak dan perempuan. “Dalam berbagai pernyataan, Gus Yasin sering menyebut pentingnya peran perempuan dan anak. Itu menunjukkan komitmen beliau terhadap kesetaraan gender dan kemajuan perempuan, khususnya anak perempuan di Indonesia,” jelasnya. Buku ini menjadi sebuah karya yang merekam jejak perjuangan seorang Gus Yasin, sekaligus cerminan bahwa politik sejatinya adalah jalan untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.***

Ngopeni Ngelakoni

Kukuhkan TP PKK Jateng, Gus Yasin: Perempuan Harus Jadi Garda Terdepan Lindungi Anak dan Disabilitas

SEMARANG– Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini ke-146, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) menegaskan peran strategis perempuan dalam pembangunan daerah, khususnya melalui Tim Penggerak PKK, Posyandu, dan Bunda Literasi. Hal ini disampaikan dalam acara Pengukuhan dan Pelantikan TP PKK, Bunda Literasi, Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah serta Pembukaan Orientasi dan Pelatihan Paralegal Tahun 2025, yang digelar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Senin (21/4/2025). Dalam sambutannya, Gus Yasin menyampaikan bahwa menjadi bagian dari gerakan PKK dan Posyandu adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. “Kita dipilih menjadi bagian dari orang-orang baik di TP PKK maupun Posyandu. Ini sebuah kenikmatan yang patut disyukuri. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat. Semoga kita bisa mengamalkan dan menjalankan apa yang sudah ditetapkan,” tuturnya. Tak hanya menjalankan 10 program pokok PKK, Gus Yasin juga menekankan pentingnya peran kader sebagai penggerak perlindungan terhadap perempuan, anak, dan penyandang disabilitas. “Kita juga harus jadi garda terdepan dalam memberi perlindungan terhadap kaum perempuan, anak, dan disabilitas yang ada di Jateng,” tambahnya. Memaknai semangat Hari Kartini, Gus Yasin mengajak seluruh kader perempuan di Jawa Tengah untuk mewarisi semangat juang tokoh emansipasi wanita asal Rembang itu. “Kartini bukan hanya milik Indonesia, tapi menjadi sosok yang mendunia. Maka kita sangat berharap, perempuan-perempuan Jateng dapat mewarisi semangat Kartini yang hebat dan visioner,” pungkasnya. Acara ini juga menjadi momentum penting bagi Nawal Arafah Yasin, selain resmi dikukuhkan sebagai Ketua TP PKK Jawa Tengah sekaligus Bunda Literasi. Pengukuhan dilakukan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, disusul dengan penyerahan Surat Keputusan Gubernur tentang Penetapan Bunda Literasi, Tim Penggerak PKK, dan Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah. Sebagai bentuk kolaborasi lintas sektor, turut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Bunda Literasi dan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah.***

Ngopeni Ngelakoni

Usai Dikukuhkan, Ini Gebrakan Ning Nawal sebagai Bunda Forum Anak Jateng

SEMARANG- Hj. Nawal Arafah Yasin atau yang akrab disapa Ning Nawal resmi dikukuhkan sebagai Bunda Forum Anak Jawa Tengah oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA RI), Arifah Choiri Fauzi. Acara pengukuhan digelar di Gedung Gradika Bhakti Praja, Semarang, pada 20 April 2025. Usai dikukuhkan, Ning Nawal mengungkapkan tiga gebrakan utama yang akan menjadi arah program kerja ke depan dalam perannya sebagai Bunda Forum Anak Jawa Tengah. Dalam pernyataannya, Ning Nawal menyampaikan bahwa langkah pertama yang ingin dilakukan adalah menghimpun aduan-aduan dari anak-anak melalui layanan Bot WhatsApp. “Pertama adalah saya ingin menghimpun beberapa aduan-aduan terkait dengan anak lewat Bot WhatsApp,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya menampung suara anak secara aktif dan responsif, serta menggarisbawahi bahwa anak-anak bukan hanya menyampaikan aduan, tapi juga dapat memberi saran dan masukan yang konstruktif. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah melibatkan anak-anak dalam proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrembangwil). Menurut Ning Nawal, keikutsertaan anak-anak dalam forum ini bukan hanya simbolis, melainkan bentuk nyata pelibatan suara mereka dalam proses perencanaan pembangunan yang berpihak pada kebutuhan dan perlindungan anak. “Kedua, kita libatkan kepada Musrembangwil, ini bukan hanya terus kemudian keikutsertaannya saja tidak,” tegasnya. Ia bahkan berencana menginisiasi Musrembangwil khusus untuk anak-anak dan perempuan, sebagai ruang advokasi dan perjuangan atas hak-hak mereka. Tak berhenti di situ, program kerja ketiga yang disampaikan Ning Nawal adalah pengembangan sebuah aplikasi yang diberi nama “Bocah Jawa Tengah”. Aplikasi ini dirancang sebagai wadah aduan dan konsultasi bagi anak-anak, termasuk untuk menyalurkan curahan hati mereka kepada admin yang siap mendampingi. “InsyaAllah kalau bisa, kita akan membuat aplikasi khusus, misalnya kita namakan Bocah Jawa Tengah,” ungkapnya. Menurutnya, dalam aplikasi tersebut akan disediakan fitur kontak pengaduan yang terintegrasi dengan program prioritas Kementerian PPPA, serta ruang curhat yang memungkinkan anak-anak berbicara langsung dengan admin secara aman. “Jadi anak-anak nanti bisa curhat kepada admin,” jelasnya. Selanjutnya, masukan yang diterima dari aplikasi akan dibahas dalam sidang Forum Anak, sebagai dasar penyusunan kebijakan yang lebih berpihak kepada anak. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan mendorong terbentuknya jaringan konselor sebaya agar anak-anak dapat saling mendukung, terutama dalam penanganan kasus bullying. “Nanti bisa konseling dan terutama untuk masifnya bullying di Jawa Tengah ini,” pungkasnya. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin, turut menyoroti tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Tengah. Berdasarkan data Simfoni PPA, jumlah korban perempuan meningkat dari 939 kasus pada 2022 menjadi 1.019 kasus pada 2024. Sedangkan korban anak meningkat dari 1.214 menjadi 1.349 kasus dalam periode yang sama. Jenis kekerasan yang paling dominan terhadap perempuan adalah kekerasan fisik (41,3%), sedangkan terhadap anak adalah kekerasan seksual (46,6%). Ia juga menyoroti adanya budaya “pekewuh” atau rasa sungkan yang masih kuat di masyarakat, sehingga banyak korban kekerasan enggan melapor. Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi dalam sambutannya juga menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menangani persoalan kekerasan. Ia menyampaikan bahwa satu dari empat perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan, dan 51 persen anak usia 13–17 tahun mengaku pernah menjadi korban, terutama di lingkungan keluarga. Ia berharap Jawa Tengah bisa menjadi contoh penanganan kekerasan yang komprehensif hingga tingkat desa. “Saya percaya, kekuatan untuk mencegah kekerasan tidak hanya datang dari pemerintah. Masyarakat adalah pilar utama,” tutupnya. ***

Ngopeni Ngelakoni

Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak, Wagub Jateng Kukuhkan 90 Relawan Paralegal Muslimat NU, Ini Tugasnya

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) menghadiri peluncuran program Relawan Paralegal Muslimat NU yang digelar Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU setempat di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Minggu 20 April 2025. Sebanyak 90 relawan dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah dikukuhkan untuk bertugas memberikan pendampingan hukum dan psikososial kepada perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya. “Kami senang, Pemprov Jateng saat ini sudah melakukan MoU dengan Muslimat NU. Ini bentuk sinergi yang penting,” kata Gus Yasin dalam sambutannya. Program ini dinilai menjadi langkah strategis dalam upaya menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih tinggi di Jawa Tengah. Gus Wagub menyambut baik inisiatif yang sejalan dengan visinya bersama Gubernur Ahmad Luthfi melalui program Kecamatan Berdaya. “Lima tahun ke depan, kami memiliki program Kecamatan Berdaya yang menyasar perlindungan dan pemberdayaan perempuan, anak, dan disabilitas,” katanya. Gus Yasin menyebut kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi. Berdasarkan data Simfoni PPA, korban perempuan di Jateng meningkat dari 939 kasus pada 2022 menjadi 1.019 pada 2024. Sementara korban anak naik dari 1.214 menjadi 1.349 kasus di periode yang sama. Bentuk kekerasan paling dominan adalah fisik pada perempuan (41,3%) dan seksual pada anak (46,6%). Maka peran relawan paralegal menjadi sangat penting untuk mendampingi korban. Tidak hanya dari sisi hukum, tetapi juga ekonomi dan pendidikan. Ia menyoroti masih adanya budaya “pekewuh” atau sungkan di masyarakat, yang membuat korban kekerasan enggan melapor. “Di kota besar seperti Semarang, paralegal mungkin sudah dikenal. Tapi di banyak tempat, korban masih merasa pekewuh. Padahal mereka butuh perlindungan,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa tugas relawan paralegal tidak hanya berhenti pada aspek hukum, tetapi juga harus menyentuh sisi sosial dan ekonomi korban. Menurutnya, korban kekerasan harus tetap memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan dan membangun kembali kehidupannya, termasuk mereka yang berasal dari pondok pesantren atau penyandang disabilitas. Dalam acara tersebut, dilakukan penyematan simbolis kepada para relawan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, disaksikan Ketua TP PKK Jateng Nawal Arafah Yasin dan Ketua PW Muslimat NU Jawa Tengah, Ismawati Hafiedz. Selain itu, ditandatangani pula nota kesepakatan antara Wakil Gubernur dan Menteri PPPA, serta perjanjian kerja sama antara Muslimat NU dengan Kemenag dan Dinas DP3AKB Provinsi Jawa Tengah. Menteri PPPA mengatakan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menangani persoalan kekerasan yang terus meningkat. Ia menyebutkan bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan. Dan 51 persen anak usia 13–17 tahun mengaku pernah menjadi korban, terutama di lingkungan keluarga. Ia pun berharap Jawa Tengah bisa menjadi percontohan nasional dalam penanganan kekerasan secara terpadu hingga ke tingkat desa. “Saya percaya, kekuatan untuk mencegah kekerasan tidak hanya datang dari pemerintah. Masyarakat, termasuk organisasi seperti Muslimat NU, adalah pilar utama,” tutupnya.***

Ngopeni Ngelakoni

Wagub Jateng Sebut Dekranasda ‘Organisasi yang Seksi’, Harus Bawa UMKM Naik Kelas

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengatakan, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) adalah organisasi yang seksi. Organisasi ini dibutuhkan banyak pihak karena menyangkut mata pencaharian, dan peluang usaha yang bisa menghidupi masyarakat.  “Jika (Dekrabasda) bisa menghasilkan 100 karya UMKM per hari, bisa dibayangkan peluang usaha yang menjanjikan dan disumbangkan melalui Dekranasda ini,” kata Gus Yasin, saat memberikan sambutan pengukuhan pengurus Dekranasda Provinsi dan pelantikan 35 Ketua Dekranasda kabupaten/kota se-Jawa Tengah, oleh Ketua Dekranasda Jateng Hj Nawal Nur Arafah Yasin, M.S.I, di gedung Gradika Bhkati Praja, Jl Pahlawan Semarang, Kamis 17 April 2025. Gus Yasin, yang juga Ketua Dewan Penasehat Dekranasda Provinsi itu menambabkan, posisi Deskra  menjadi lebih strategis karena dalam kepengurusan 2025-2030 ada pengurus dari pihak swasta.  “Ini prinsip kerja pak Gubernur Jateng (Ahmad Luthfi), yaitu selalu mengedepankan kolaboraif governent,” Ucap suami Hj. Nawal itu.  “Dekranasda juga melibatkan pengusaha yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan keuangan dan perbankan. Sehingga, kesempatan ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh UMKM untuk berkembang.” Lanjutnya. Ke depan, kata Wagub, perbankan didorong agar UMKM meningkat dan juga bisa mendukung kekayaan kebudayaan.  “Syukur-syukur para pengurus dari perbankan bisa membantu memfasilitasi permodalan untuk para UMK, supaya bisa maju,” kata Wagub.  Menurutnya produk kerajinan  tanah air tidak kalah dengan negara lain. Contohnya batik. Dulu anak-anak malu memakai baju batik. Tapi sekarang batik sudah menjadi trend pakaian anak muda.  “Produk batik kita sudah didaftarkan ke UNESCO, sebagai Warisan Budaya Takbenda,” tambahnya.  Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah Hj Nawal Arafah Yasin usai melantik kepengurusan Dekranasda provinsi dan 35 kabupaten/kota mengatakan, kepengurusan dibawah kendalinya harus mampu membawa UMKM naik kelas.  Dikatakan, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan oleh Dekranasda Jawa Tengah untuk menggali potensi UMKM sehingga diakui di tingkat nasional dan internasional. Selain itu, Dekranasda Jawa Tengah juga mengedepankan prinsip inklusif dan berkeadilan. Perhatian tidak hanya kepada UMKM nonrentan, tetapi juga kepada kelompok rentan, seperti disabilitas, miskin, perempuan korban kekerasan rumah tangga, dan masyarakat miskin.***

Scroll to Top