
REMBANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin, menyerap aspirasi para nelayan terkait regulasi pemerintah pusat mengenai kewajiban pemasangan alat Global Positioning System (GPS) di kapal. Hal ini disampaikan saat menghadiri acara Halalbihalal Keluarga Besar Pondok Pesantren Al-Anwar IV di Sarang, Kabupaten Rembang, Sabtu (12/4/2025).
Acara yang dihadiri ratusan warga dari berbagai kalangan tersebut berlangsung meriah dan penuh antusias. Tidak hanya dari lingkungan pesantren, warga dari majelis taklim, TPQ, Madrasah Diniyah, hingga organisasi masyarakat lainnya turut hadir dalam kegiatan tersebut. Gus Yasin menyampaikan rasa syukurnya atas sambutan hangat masyarakat.
“Alhamdulillah, antusias masyarakat luar biasa. Mereka datang berbondong-bondong, baik dari majelis-majelis taklim, TPQ, Madrasah Diniyah, bahkan ada juga dari TK, serta berbagai organisasi. Para nelayan pun hadir menyampaikan langsung aspirasi mereka,” ujar Gus Yasin.
Ia menjelaskan, kehadirannya kali ini sekaligus menjadi momentum untuk mendengar langsung suara nelayan, mengingat Sarang dikenal sebagai daerah pesisir yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari laut.
“Sarang ini kan masyarakatnya banyak yang nelayan, jadi mereka sampaikan langsung keluhannya. Ini penting agar pemerintah bisa ambil langkah konkret,” lanjutnya.
Salah satu keluhan utama yang disampaikan nelayan, menurut Gus Yasin, adalah terkait regulasi baru mengenai kewajiban pemasangan alat Global Positioning System (GPS) di kapal. Aturan ini dinilai memberatkan karena perangkat GPS harus dibeli sendiri oleh nelayan.
“Para nelayan menyampaikan bahwa mereka keberatan dengan kewajiban ini. Mereka bilang, kalau harus diterapkan sekarang juga, itu sulit karena alatnya belum mereka miliki. Mereka harus beli sendiri, lalu mengurus izin lagi,” ungkapnya.
Para nelayan, lanjut Gus Yasin, meminta agar aturan tersebut bisa diterapkan secara bertahap, tidak serta-merta diwajibkan dalam waktu singkat.
“Mereka minta kebijakan itu diberlakukan secara bertahap. Jangan langsung sekarang harus diterapkan. Mereka butuh waktu untuk menyesuaikan diri,” katanya.
Menurut nelayan persoalan ini bukan hanya terjadi di Sarang atau Rembang semata, melainkan juga dirasakan oleh para nelayan di berbagai daerah di Indonesia.
“Saya tanya, apakah ini cuma di Kabupaten Rembang atau Kecamatan Sarang saja? Enggak. Ini persoalan yang dialami nelayan di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Gus Yasin pun akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dengan berkoordinasi bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah serta pemerintah pusat.
“Kita akan telaah bersama DKP. Kita juga akan koordinasi dengan pemerintah di luar Jawa Tengah. Kemudian kita usulkan ke pemerintah pusat bahwa kondisi di lapangan seperti ini,” pungkasnya.***