Paguyuban Rantau Berharap Jateng Bisa Pasok Produk UMKM untuk Dipasarkan di Bandung

BANDUNG – Paguyuban Rantau Jawa Tengah (PRJT) di Bandung Raya menyampaikan usulannya kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin untuk memberi perhatian pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di perantauan.

“Mayoritas peserta mudik gratis ini (pedagang) pelaku UMKM, nanti harapannya supaya ada pembinaan untuk bisa naik kelas,” kata Ketua PRJT Bandung Raya, Farhan Juniaji, saat mendampingi Taj Yasin dalam seremonial pemberangkatan mudik gratis ke Jateng, dari Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, 27 Maret 2025

Dengan pembinaan beragam pihak, diharapkan pedagang kaki lima (PKL) di perantauan punya layanan yang naik kelas seperti pada manajemen kafe.

“Harapan kami bisa kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,” ucap Farhan.

Dia juga menyampaikan, bila para perantau asal Jateng mayoritas bekerja sektor informal seperti pedagang.

Merunut itu, kata Farhan, pelaku UMKM asal Jateng di perantauan bisa memasarkan produk-produk asal atau khas dari daerah yang beribukota di Kota Semarang tersebut.

“(Jadi) punya produk apa, bisa dipasarkan UMKM di sini agar jadi sinergi. Di sini banyak teman-teman yang bisa promosikan produknya supaya kolaborasi,” ucapnya.

Mendengar usulan tersebut, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, menanggapinya dengan positif.

“Terkait UMKM, langsung koordinasi. Tadi dibisiki ada yang di Bandung di Jakarta. Syukur-syukur nanti kalau pulang, biar mereka dapat modal. Yasudah nanti langsung saja produk UMKM kita dipasarkan di Bandung dan Jakarta,” katanya.

Untuk diketahui, dalam program mudik gratis pemberangkatan dari Kota Bandung ke sejumlah wilayah di Jateng itu diikuti 1.100-an orang.

Program kebersamaan itu dikomandoi oleh Pemerintah Provinsi Jateng, melibatkan pemerintah kabupaten/kota se-Jateng, Badan Amil Zakat Nasioanal (Baznas) Jateng, dan stakeholder lain yang terlibat. Ada 22 armada bus yang diberangkatkan pada tahun ketiga dari Kota Bandung tersebut.

Kembali menurut Farhan, pihaknya, selektif dalam menyaring calon peserta mudik gratis agar tepat sasaran.

Di mana sebisa mungkin ditujukan untuk kalangan masyarakat yang sangat membutuhkan fasilitas mudik gratis agar bisa pulang ke kampung halaman.

Dirincikannya, peserta berasal dari kalangan ojek online 17 persen, karyawan 17,6 persen, pedagang kaki lima 11 persen, asisten rumah tangga 11 persen.

“41 persennya campur. Ada honorer, guru ngaji, ibu rumah tangga, dan lain-lain,” ujarnya. ***