SOLO – Cawagub Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), menjadi salah satu dari 50 ribu lebih jamaah Haul Habib Ali Al Habsyi, di Solo, Kamis, 24 Oktober 2024.
Bedanya, sebagian jamaah lain berhasil duduk di lokasi acara di Masjid Riyadh, komplek makam Habib Ali, di Pasar Kliwon Solo. Tetapi Gus Yasin dan keluarganya “tersandera” di tengah jalan. Tertahan oleh ribuan jamaah di tengah kampung sekitar 200 meter dari lokasi. Padahal, Gus Yasin termasuk undangan penting dari panitia.
Itu bukan karena nasibnya yang kurang mujur. Tetapi karena saking banyaknya orang yang datang. Sehingga sulit dilalui. Menurut panitia lebih dari 50 ribu orang yang datang. Dari seluruh Indonesia dan dunia. Sehingga perjalanan Gus Yasin tertahan sebelum sampai lokasi. Semua penjuru jalan menuju lokasi penuh sesak manusia yang duduk sejak dinihari.
Tidak ada jalan lain. Cawagub 2024 tersebut akhirnya berhenti dan mencari tempat duduk di teras rumah warga. Menggelar tikar kecil bersama isteri dan putrinya. Bersama jamaah lain dari berbagai penjuru tanah air. Persisnya di Rt 01/Rw 08, Kampung Gumawan, kelurahan Pasar Kliwon, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.
Dengan khusuk Gus Yasin dan isteri mengeluarkan buku simtuduror untuk dibaca bersama jamaah yang lain. Beberapa orang yang ada di sekitarnya pada penasaran. Akhirnya mendekat dan meminta foto calon wakil gubernur itu.
Ada yang berasal dari Malang Jawa Timur, ada yang dari Jakarta dan Surabaya. Yang menarik, sambil terus membaca zikir dan doa, Gus Yasin memborong jajanan yang lewat. Dibeli dan dibagikan lagi kepada jamaah yang ada di lokasi.
Setelah membaca Manaqib, akhirnya ada panitia yang datang. Mengajak Gus Yasin pindah ke lokasi acara. Dibantu panitia melewati jalan 200 meter padat orang.
“Bagi saya sudah biasa desak-desakan dengan jamaah di pengajian. Begitupun duduk di teras warga, yang penting tetap khusuk ikut berdoa dan zikir,” kata Gus Yasin.
Gus Yasin mengaku setiap tahun selalu hadir di Haul Habib Ali. Baik sebelum menjadi anggota DPRD provinsi, jadi wakil gubernur pertama, dan sekarang mau maju lagi.
“Jadi sudah biasa jalan kaki jauh seperti ini, sudah biasa kalau Haul Habib Ali, selalu membludak jamaahhya,” kata Gus Yasin.
Ning Nawal Nur Arafah yang menemani suami, juga terlihat khusuk membaca kitab kecil Simtuduror. Ning Nawal juga sesekali memanggil penjual. Mborong teh, kopi, dan jajanan ringan. Dibagi-bagikan juga kepada para jamaah.
Bahkan selama perjalanan pulang, Ning Nawal beberapa kali membeli jualan orang di pinggir jalan. Penjual dagangannya di beli Rp 100 atau Rp 200 ribu. Jajanya disuruh membagikan gratis kepada jamaah.***