Sambangi Perpustakaan Daerah, Bunda Literasi Jawa Tengah Ning Nawal Sempatkan Berdialog dengan Pengunjung

SEMARANG – Rita, warga Jangli Kota Semarang, tampak menyusuri sudut-sudut Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah, Senin (28/4/2025). Pandangannya tertuju pada pojok Pusaka atau Pusat Unggulan Naskah Nusantara. Berbagai buku sejarah kuno ada di tempat tersebut, termasuk buku bertuliskan huruf jawa, maupun arab.

“Ini Al-Qur’an kuno nih, huruf arabnya tulis tangan,” ujarnya, kepada teman di sebelahnya.

Penjaga di perpustakaan itu pun langsung menimpali, “Itu naskah Syarah Al Iman, yang ditulis ulama Rifai Kalisalak Batang.”

Mengetahui hal tersebut, Rita pun tersenyum. “Oh, ternyata bukan Al-Qur’an. Oiya, ini juga ada penjelasan di bawahnya. Ternyata literasi itu penting, biasakan membaca dulu,” ujarnya.

Kedatangannya ke perpustakaan semakin lengkap, dengan kedatangan Bunda Literasi Jawa Tengah yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin. Di tempat itu, Ning Nawal juga meninjau setiap ruangan yang ada. Mulai dari Ruang Anak dan Remaja, Ruang Baca Difabel, Ruang Belajar Modern, hingga Ruang Layanan Dewasa. Dia juga menyempatkan berdialog dengan sejumlah pengunjung.

Salah satunya Muniroh, mahasiswa Teknologi Pendidikan dari Universitas Negeri Semarang. Menurut Muniroh, Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah sekarang lebih nyaman untuk mengerjakan tugas.

“Cari referensinya mudah. Biasanya saya ke perpus kampus. Tapi di sini (Perpusda), lebih enak karena lebih dekat dari rumah,” ungkap mahasiswa semester akhir ini.

Kenyamanan berada di perpustakaan juga disampaikan Okta, dosen Universitas Terbuka yang tinggal di Pedurungan.

“Tempatnya bagus, nyaman, tapi koleksinya perlu ditambah lagi, buku-buku yang baru,” ujarnya.

Tak hanya itu, Nawal juga menyapa 33 anak TK PGRI 36 Semarang. Nawal juga memberikan buku cerita kepada anak-anak itu, dan disambut celoteh ceria bocah cilik tersebut.

Bunda Literasi Nawal Arafah Yasin, menyampaikan apresiasi terhadap fasilitas yang ada di perpustakaan tersebut. Menurutnya, tempat itu sangat menarik karena ada ruang untuk remaja dan anak. Di samping bisa baca, disediakan juga berbagai permainan di sini. Jadi, mereka akan betah.

“Ayo anak-anak di Jateng khususnya, kita berkunjung ke Perpustakaan Jawa Tengah, di sini sudah ada ruang untuk audio visualnya juga. Jadi nanti adik-adik bisa melihat film di sini, kemudian bisa baca buku juga, dan yang menarik lagi ada ruang untuk difabel. Jadi ada banyak buku yang menggunakan braile, dan di sini juga e-book-nya lengkap,” beber Ning Nawal.

Dia mendorong e-book bisa diakses di titik-titik baca yang berada pada ruang publik, seperti terminal, Samsat, dan lainnya. Termasuk, membagikan ke kabupaten/ kota, agar bisa diakses di ruang publik mereka.

Selain e-book, imbuh Nawal, yang menarik lagi ada;ah sudut Pusaka, Pusat Unggulan Naskah Nusantara. Di tempat itu terdapat sejumlah naskah kuno. Salah satunya, Babad Diponegoro yang masih ditulis menggunakan bahasa pegon. Ada pula yang sudah dialihmediakan, supaya yang tertulis di kertas-kertas yang rusak bisa terdokumentasi. Masih banyak karya-karya ulama nusantara juga yang akan dibawa ke perpustakaan, sehingga dapat terus mengembangkan literasi di Jawa Tengah.

“Kami berharap perpustakaan bisa menambah koleksi buku, karena masih banyak yang belum tersedia di sini. Mengenai pengunjung ini sudah banyak, tapi tadi setelah kami menyapa, mereka mengatakan koleksinya mungkin ditambah lagi,” sorotnya.

Sementara, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Defrancisco Dasilva Tavares, menambahkan, layanan perpustakaan tersebut beragam. Pengunjung bisa membaca langsung di lokasi, mengakses melalui online, melihat naskah kuno yang menjadi catatan sejarah.

“Jumlah buku sekitar 250 ribu judul, belum termasuk yang secara online bisa diakses. Rata-rata setiap tahun 7.000-an pengunjung. Kami juga menyediakan pojok baca, sekarang di Samsat-Samsat punya pemprov. Tapi, dulu hardcopy, sekarang mengarah digital, karena buku banyak hilang terbawa,” tuturnya.***

Scroll to Top