Nawal Yasin Nahkoda Baru PKK, Posyandu, Dekranasda dan BKOW di Jawa Tengah

SEMARANG – Masalah-masalah apa yang akan menjadi fokus perhatian Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah, Dekranasda Jawa Tengah dan BKOW Provinsi Jawa Tengah untuk 5 (lima) tahun mendatang? 

Jawab:

Masalah-masalah yang terkait dengan tugas dan tanggungjawab Tim Penggerak PKK, Tim Pembina Posyandu, dan BKOW Provinsi Jawa Tengah tentu banyak ya, tetapi harus dipetakan, dianalisis dan dipilih yang prioritas.

Ukuran untuk menentukan prioritas diantaranya punya relevansinya dengan Visi, Misi PKK, Posyandu, BKOW, Program Asta Cita Bapak Presiden RI, Visi Misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kemudian sesuai dengan konteks dan kebutuhan daerah/lokal

Untuk 5 (lima) tahun kedepan, saya akan fokus membantu Pemerintah Provinsi dan masyarakat Jawa Tengah pada 6 (enam) masalah mendasar yang dialami keluarga, perempuan dan anak di Jawa Tengah, yaitu:

  1. Pengasuhan keluarga yang adil gender, kematian ibu dan bayi, serta stunting.
  2. Perkawinan anak, KDRT, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS)
  3. Kemiskinan ekstrim, perempuan miskin kepala keluarga, anak kepala keluarga
  4. Lingkungan tempat tinggal yang sehat, bencana alam, serta dampak perubahan iklim pada keluarga miskin, anak dan perempuan
  5. ⁠Gizi keluarga, ketahanan dan keragaman pangan
  6. ⁠Toleransi, perdamaian dan pesantren

     

    Alhamdulillah, ke-6 masalah yang akan menjadi prioritas tersebut juga menjadi perhatian program Asta Cita Bapak Presiden RI Bapak Prabowo Subianto, Bapak Gubernur Jawa Tengah Bapak Ahmad Luthfi, dan Bapak Wakil Gubernur Jawa Tengah Bapak H. Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) 

Apakah pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga dan kelompok masyarakat miskin dan rentan akan menjadi perhatian utama?

Jawab: 

Pasti, kita ketahui bersama bahwa masyarakat dan keluarga memiliki kelas-kelas atau struktur sosial. Ada keluarga atau kelompok masyarakat kelas atas (high class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class). Nah kelas bawah itu adalah kelompok yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya misalnya kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan lain-lain. Pendapatanya juga rendah, jenis pekerjaannya lebih banyak informal, dan bahkan tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan sama sekali. Kehidupan kelompok ini akan semakin jatuh, jika terjadi krisis dan goncangan, seperti kenaikan harga sembako, bencana alam, peubahan iklim, kekerasan berbasis gender dan sebagainya. Untuk itu harus dilindungi, diberdayakan, dan diberikan akses yang luas agar tercipta keadilan dan pemerataan kesempatan, akses, dan kesejahteraan. 

Program-program apa yang akan dilakukan Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah dan BKOW Provinsi Jawa Tengah untuk 5 (lima) tahun mendatang untuk dapat mengatasi masalah-masalah terkait kesejateraan keluarga, masyarakat miskin, serta perlindungan perempuan dan anak di Jawa Tengah?

Jawab: 

Ada program yang sifatnya reguler, tetapi juga ada program unggulan yaitu program yang memiliki dampak secara langsung serta berdampak luas/besar untuk mengatasi 6 (enam) masalah yang menjadi fokus perhatian kami.

⁠Beberapa program unggulan tersebut diantarahya: 

  1. Penanganan keluarga/rumah tangga miskin ekstrim, khususnya pada perempuan kepala keluarga dan anak kepala keluarga dan keluarga miskin di kawasan pantai utara yang terdampak perubahan iklim
  2. Pencegahan dan penanganan stunting, kematian ibu dan bayi
  3. Pencegahan dan penanganan perkawinan anak, KDRT, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) melalui pengembangan paralegal untuk mendukung program rumah perlindungan, kampanye “Jo Kawin Bocah” dan Pesantren Ramah Perempuan dan Anak
  4. Gerakan Ibu Menanam atau Gerakan Satu Keluarga Menanam 1 Pohon di pekarangan rumah baik tanaman buah-buahan atau sayuran
  5. Pemberdayaan ekonomi bagi perempuan dan keluarga miskin
  6. Perempuan merajut perdamaian antar pemeluk agama, kepercayaan, dan antar suku dan etnis di Jawa Tengah

Bagaimana strategi Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah dan BKOW Provinsi Jawa Tengah agar bisa membantu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut?

Jawab: 

Untuk bisa berkonstibusi nyata dalam mengatasi masalah-masalah tersebut, tentu Tim Penggerak PKK, Tim Pembina Posyandu, dan BKOW tidak bisa bekerja sendirian. 

Strategi yang akan dilakukan adalah:

  1. Kerja gotong royong, bekerja sama, atau kerja kolaborasi dengan semua pihak terkait. Baik dengan Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati/Walikota, organisasi perangkat daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, media/jurnalis, organisasi perempuan, organisasi anak, organisasi disabilitas, BAZNAS, NGO, dan sebagainya. Kerjasama ini harus terwujud dalam perencanaan dan penganggaran program, pelaksanaan program, serta monitoring dan evaluasi program.
  2. Terbuka dan partisipatif, artinya kami terbuka dengan siapa saja yang ingin bekerjasama untuk mengatasi 6 masalah tersebut dan kami juga harus melibatkan banyak masyarakat dan pihak terkait.
  3. Memperkuat Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan dan Posyandu di Desa/Kelurahan. Karena mereka adalah kader garda terdepan yang menghadapi langsung masalah-masalah tersebut.
  4. Keempat, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi untuk modernisasi organisasi, melakukan koordinasi, penguatan literasi dan sosialisasi program-program kepada kader-kader PKK dan Posyandu di daerah.

Mengapa strategi tersebut menjadi sangat penting dan mendesak untuk dilakukan Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah dan BKOW Jawa Tengah untuk 5 (lima) tahun mendatang? 

Jawab:

Karena selaras dengan: 

Visi dan Misi serta 10 program pokok PKK, dan Tugas Posyandu

Program Asta Cita Bapak Presiden RI Bapak H. Prabowo Soebianto

Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yaitu Pemerintah Provinsi yang maju, berwibawa, dan berkelanjutan dengan semangat kolaboratif dan responsif menuju indonesia emas 2045.

Disamping itu, jumlah kasus-kasus perkawinan anak, penelantaran anak, KDRT, TPPO, TPKS, perceraian, keluarga/rumah tanga miskin, dan perempuan miskin kepala keluarga juga masih tinggi di Jawa Tengah serta dampak kerusakan lingkungan dan perubahan iklim di pantai utara yang semakin meluas.

Bagaimana Ibu mewujudkan sinergisitas dan keterhubungan antara program-program Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengan dan Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah dengan program-program Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Posyandu Kabupaten/Kota?

Jawab: 

Melibatkan Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Posyandu Kabupaten/Kota dalam perencanaan, pelaksanan dan evaluasi program, khususnya dalam menyusun Strategi Program.

Mendengarkan dan memberikan dukungan apa yang menjadi keluhan serta tantangan-tantangan yang dihadapi Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Posyandu Kabupaten/Kota dalam melaksanakan program. 

Meningkatkan sosialisasi, koordinasi, dan asistensi pelaksanaan Perpres RI No. 99 Tahun 2017 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, Permendagri No. 36 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksana Peraturan Presiden No. 99 Tahun 2017, Rencana Induk Nasional Gerakan PKK, Strategi Gerakan PKK Pusat, dan Strategi Gerakan PKK Provinsi Jawa Tengah

Melakukan penguatan kapasitas SDM pengurus dan kader PKK di tingkat kabupaten/kota

Sebagai isteri Wakil Gubernur bagaimana Ibu dapat mendukung kegiatan-kegiatan atau program-program Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur dan sekaligus menjalankan tugas-tugas sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah?

Jawab: 

⁠Mengintensifkan komunikasi dan koordinasi, baik secara formal dan informal kepada Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur. 

Melaporkan semua perencanaan kegiatan/program dan hasil pelaksanaannya secara berkala kepada Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur

Aktif meminta masukan/usulan, saran, nasehat dan dukungan dari Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur

Sebagai Isteri Wakil Gubernur, saya juga harus sering berkomunikasi, koordinasi dan berbagi peran dalam mengurus rumah tangga, pengasuhan anak-anak, dan pendidikan para santri di pesantren. Kami harus saling percaya, saling peduli, dan saling menguatkan. Terutama dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anak. Anak-anak tetap membutuhkan peran ayah/bapak dan peran ibu dalam tumbuh kembang mereka. Meskipun anak-anak bisa memahami, bahwa apa yang dilakukan kedua orang tuanya adalah dalam rangka menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai kepala daerah, tapi orang tua harus tetap melindungi dan memenuhi hak anak-anak dan keluarga.

Saya selalu mendoakan suami saya dalam ibadah saya. Dan saya akan memberikan dukungan penuh kepada suami, baik sebagai Wakil Gubernur, sebagai ayah/bapak anak-anak, sebagai kepala keluarga, dan sebagai pengasuh Pesantren.

Apa pesan-pesan untuk masyarakat, keluarga, perempuan, dan anak-anak di Jawa Tengah?

Jawab: 

Tidak ada kemajuan dan kebesaran suatu bangsa dan negara tanpa persatuan dan kerjasama. Kami terbuka dengan segala ide/gagasan, pandangan, usulan, dan keterlibatan semua pihak untuk kesejahteraan keluarga, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak. Saya mengajak semua pihak, baik yang ada di pemerintahan, perguruan tinggi, dunia usaha, media, organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, organisasi anak, organisasi perempuan, NGO dan sebagainya untuk bersama-sama berkolaborasi membangun Jawa Tengah, rumah tercinta kita.

Visi dan Komitmen dalam Kepemimpinan

“Sebagai Ketua Dekranasda Jawa Tengah, saya berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan industri kerajinan daerah agar lebih berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dekranasda akan menjadi wadah yang aktif dalam meningkatkan kesejahteraan perajin serta melestarikan warisan budaya daerah.”

Program Unggulan Dekranasda Jawa Tengah

Kami memiliki lima program unggulan untuk memperkuat industri kerajinan di Jawa Tengah: 

  1. Digitalisasi dan Pemasaran Global – Mendorong UMKM dan perajin untuk memanfaatkan teknologi digital dalam promosi dan pemasaran produk kerajinan. 
  2. Pelatihan dan Pengembangan SDM – Mengadakan pelatihan bagi perajin untuk meningkatkan keterampilan serta inovasi dalam desain dan produksi. 
  3. Kolaborasi dengan Dunia Usaha dan Akademisi – Membangun kemitraan dengan berbagai pihak untuk riset, pengembangan produk, serta akses pembiayaan. Termasuk dalam mengelola Galeri Dekranasda Provinsi Jawa Tengah sehingga dapat memberikan Kontribusi dan Contoh penting untuk Kota dan Kabupaten yang ada di Jawa Tengah
  4. Sustainability dan Green Craft – Mendorong produksi kerajinan yang ramah lingkungan dan berbasis bahan baku lokal yang berkelanjutan.
  5. Peningkatan Event dan Promosi Produk Lokal – Menggelar lebih banyak pameran dan festival untuk memperkenalkan produk unggulan Jawa Tengah di tingkat nasional seperti Inacraft maupun internasional seperti ikut dalam kegiatan Tahunan Indonesia Pavilion seperti contoh tahun ini di Jepang. 

Harapan terhadap Perajin dan Masyarakat 

“Kami berharap seluruh perajin di Jawa Tengah semakin termotivasi untuk berinovasi dan menghasilkan produk berkualitas tinggi. Masyarakat juga diharapkan lebih mencintai serta menggunakan produk kerajinan lokal sebagai bentuk dukungan terhadap industri kreatif daerah.”

Ajakan untuk Bersinergi

“Dekranasda tidak bisa bekerja sendiri. Kami mengajak seluruh pihak baik pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat untuk bersama-sama membangun industri kerajinan yang lebih maju dan berdaya saing, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi dan budaya Jawa Tengah.”

Jumlah pengrajin/UMKM Jawa Tengah tahun 2024? 

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah hingga Triwulan II tahun 2024, terdapat 74.203 usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor produksi/nonpertanian. 

Kategori ini mencakup berbagai industri manufaktur, termasuk kerajinan tangan. Namun, data spesifik mengenai jumlah pengrajin di sektor kerajinan tangan tidak tersedia dalam sumber tersebut.

Secara nasional, Kementerian Perindustrian mencatat bahwa sektor industri kerajinan dan batik mempekerjakan sekitar 1,52 juta tenaga kerja dengan lebih dari 47.700 unit usaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu pusat industri kerajinan dan batik di Indonesia. Oleh karena itu,  Jawa Tengah memiliki kontribusi signifikan dalam angka nasional tersebut.***

Scroll to Top