
SEMARANG – Di tengah keterbatasan, ada kekuatan. Vita, dari Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas (P3D) menggagas program bakti sosial penyediaan kaki palsu dan sepatu khusus untuk teman-teman penyandang cerebral palsy.
Program ini bukan sekadar wacana. Vita yang akrab disapa Cikgu dan relawan sebelumnya telah bekerja sama dengan Dinas Sosial. Namun, keterbatasan anggaran membuat upaya mereka belum menyentuh seluruh yang membutuhkan.
“Harga kaki palsu itu fantastis. Sementara, kebutuhan teman-teman ini bersifat jangka panjang. Kami ingin bantu dengan harga yang bisa dijangkau,” ujar Vita.
Menggunakan bahan nilon, bukan resin, Vita menuturkan kaki palsu buatan komunitas ini bisa diperbaiki secara mandiri—membuka peluang kemandirian bagi pemakainya.
Apalagi harga pasar yang bisa tembus lebih dari Rp7 juta, P3D berupaya menekan biaya jauh di bawah itu sekitar Rp3,5 juta. Saat ini ada 12 orang dalam daftar mereka yang belum mendapatkan bantuan.
Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyambut baik audiensi dari P3D. Di tengah audiensi Yasin sempat menghubungi Baznas sebagai langkah cepat untuk menindaklanjuti rencana ini.
“Alhamdulillah, Baznas siap bantu. Tinggal nunggu data lengkap, dan kita bersurat. Kita juga akan libatkan CSR dan koordinasi dengan OPD serta Kabupaten/Kota agar program ini masif,” ungkap Taj Yasin usai audiensi.
Rencana bakti sosial ini ditargetkan mulai bulan Mei dan selesai antara Juni–Juli, mengingat batas waktu pengadaan bahan dari India yang tak bisa lewat bulan Agustus. Secara teknis, proses dimulai dari pengukuran hingga fitting, dengan syarat peserta wajib melampirkan surat keterangan dari rumah sakit mengenai kondisi amputasi.***



