PEKALONGAN – Dukungan demi dukungan terus mengalir untuk paslon gubernur-wakil Gubernur Jateng no 2 (Ahmad Luthfi-Gus Yasin) yang saat ini maju pilgub Jateng 27 November 2024.
Kali ini dukungan datang dari KH. Thurmudhi Ahmad, pimpinan Majelis Dzikir dan Taklim Baba Samoedra Indonesia (BSI) Pekalongan.
Kyai Thurmudhi bersama ribuan majelisnya menyatakan siap memilih paslon Luthfi-Yasin pada pilkada Gubernur 27 November untuk menjadi Gubernur dan wakil gubernur Jateng 2024-2029.
“Alhamdulilah majelis kita kedatangan pak Wakil Gubernur Gus Yasin. Selama ini kita hanya mendengar namanya, ternyata setelah ketemu orangnya ganteng dan gagah sekali,” kata Kyai Turmudhi, di hadapan ribuan jamaah Dzikir dan Taklim, di Ponpes Anwarul Bahri, Kabupaten Pekalongan, Senin malam, 4 November 2024.
Pak Kyai mengakui, banyak pejabat datang ke majelisnya. Namun yang datang tepat dengan waktu yang ada hanya Gus Yasin. Sebab saat Gus Yasin tiba lokasi, acara zikir pas selesai dan tinggal berdoa.
“Ini rahmad Gusti Alloh, beliau benar-benar ngepasi doa. Karena yang datang sorang Kyai dan Gus, maka langsung kita minta untuk memimpin doa. Semoga doa dan hajat-hajat beliau maju wakil gubernur diijabah Allah SWT,” katanya diamini ribuan jamaah yang hadir.
Majelis zikir dan taklim Baba Samoedra Indonesia (BSI) Pekalongan berlangsung seminggu tiga kali. Malam Kamis ngaji Kitab Nashoihul Ibad, Malam Jumat Kitab Sulam Taufik dan malam Ahad Kitab Takhassus. Majelis ini selalu dihadiri ribuan orang dari seluruh Jawa Tengah.
Gus Yasin yang tiba pukul 21.00 Wib langsung didapuk membaca doa. Setelahnya mengisi tausiyah soal perlunya manjekis zikir dan majelis ilmu. Dua-duanya penting untuk umat muslim.
“Dua-duaaya disukai oleh kanjeng Nabi, ketika nabi menjumpai di masjid Nabawi ada dua majelis Zikir dan Ilmu, dua-duanya dipuji,” kata Gus Yasin.
Keduanya, imbuh Gus Yasin ada pada diri Nabi. Yakni ilmu nabi dalam bentuk ucapan menjadi syareat. Dan zikir nabi dalam bentuk perbuatan dari bangun tidur sampai tidur lagi disebut hakekat.
Sekarang kata Gus Yasin, belajar dua hal itu bisa dilihat di pesantren. Yakni santri membaca kitab sebagai ilmu (syareat) dan belajar hakekat dari perbuatan Kyainya sejak bangun hingga tidur lagi.
“Keduanya penting, zikir saja yang tidak diimbangi syareat akan minim ilmu. Tidak tahu cara sholat, puasa, haji dan lainya. Syareat saja juga akan membuat orang menjadi sombong dan keras hatinya. Beda qunut saja gegeran, beda baca bismillah keras dan tidak saja ribut,”jelasnya.
Imbuh Gus Yasin, ahli zikir juga penting karena ahli zikir do’anya mustajab. Nabi Zakaria do’anya minta keturunan sesuatu yang sulit tetapi diijabah Gusti Alloh. Juga karena tawassul kepada Maryam wanita solehah yang ahli zikir.
“Maka kalau punya hajat apapun kita tawasuli kepada orang-orang solih-solihah yang hidup maupun yang sudah meninggal,” tutupnya. ***